Teknologi Pendukung Pembangunan Infrastruktur di Indonesia Masih Terbelakang

MEDAN - Indonesia saat ini fokus membangun infrastruktur untuk mendorong perekonomian masyarakat di seluruh penjuru daerah. Perkembangan infrastruktur ini tak bisa dilepaskan dari peran penting teknologi yang membantu pembangunan proyek infrastruktur tersebut. Pemahaman teknologi di Indonesia saat ini dianggap jauh tertinggal dari negara-negara lain.
Indonesia dirasa kurang memahami teknologi konstruksi yang dipakai untuk membangun berbagai proyek infrastruktur seperti gedung dan jembatan, terutama tahapan dan efeknya secara keseluruhan. Hal ini dipaparkan oleh Ketua Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) Komda Sumut, Ir Daniel R Teruna.
Daniel menilai pembangunan konstruksi kurang memperhatikan asumsi-asumsi design secara lengkap, salah satunya penerapan detailing atau sambungan pada gedung. Hal ini menyebabkan seringkali bangunan roboh dikarenakan detailing-nya kurang atau tidak pas lantaran pemahaman yang belum benar-benar dipahami.
“Sebenarnya kita tidak usah cerita teknologi konstruksi yang terbaru, teknologi konstruksi yang terdahulu sekitar 20 tahun yang lalu masih banyak belum tahu. Kita asumsi begini, ternyata itu tidak benar,” ungkap Daniel R. Teruna seperti dilaporkan pojoksatu.id (20/7/2017).
Daniel mengungkapkan bahwa tak hanya gedung, pembangunan jembatan juga demikian terutama dengan sistem cable stay. Padahal tahapan evaluasi keamanan jembatan pada saat dibangun perlu dipertimbangkan dan sangat penting. Dengan kata lain, ketika membangun proyek infrastruktur, tahapan-tahapan keamanan konstruksi itu harus benar-benar diperhatikan.
“Dalam pembangunan jembatan ini, Indonesia bukan lagi sekadar ketinggalan tetapi sudah jauh tertinggal. Oleh sebab itu, setiap pembangunan jembatan sangat perlu memperhatikan efeknya bagaimana. Begitu juga terhadap pembangunan gedung, karena pada saat membangun tentunya menggunakan peranca. Nah, ketika membuka peranca ini bagaimana efeknya,” tegas Daniel yang merupakan akademisi Fakultas Teknik USU.